Ads Top

RUMAH HOROR KESALAHAN MASA LALU part 2

PART 2 - GANGGUAN

Sudah beberapa hari kami tinggal di rumah ini, sedikit demi sedikit, barang-barang sudah mulai dirapikan, lampu sudah dipasang, bahkan lantai dua sudah bisa ditempati karena plafon sudah dipasang. Selama itu pula saya terus penasaran dengan suara yang pernah saya dengar dari arah dapur kotor.

Malam itu, saya melihat ada burung gagak. Ya, burung gagak! Sedang bertenggar di halaman belakang rumah kami. Sangat klasik bukan? Ya, tapi inilah yang benar-benar terjadi. Burung itu tidak mau diusir, bahkan ayah saya sampai melempar majalah agar burung itu mau pergi, karena ayah saya merasa terusik dengan keberadaan burung itu di rumah kami.
Saat itu kami memaklumi kehadiran burung tersebut, karena dulunya kawasan ini merupakan hutan dan rawa-rawa.
Malam harinya, masih di hari yang sama, setelah menyelesaikan makan malam, saya menemani ibu saya untuk mengambil perlengkapan alat baca-tulisnya yang terletak di kamar atas, sedangkan ayah saya pergi keluar untuk membeli rokok, bersama dengan abang saya. Saat kami menaiki tangga, tiba-tiba saja lampu seisi rumah padam (pada saat itu masih ada masalah pada kelistrikan rumah, sehingga saklar listrik utama sering mati). Kami pun kembali untuk mengambil senter dan melanjutkan perjalanan ke atas.
(Jujur saat ini saya merinding hebat saat menulis ini, hahaha)

Saat kami membuka pintu kamar, saya mendengar, dengan sangat jelas, ada suara langkah kaki cepat yang menghampiri kami, ya, suaranya berasal dari belakang kami, bukan dari kamar tersebut. Saat itu saya yakin ibu saya juga mendengar dan saya bisa melihat raut ketakutan pada wajahnya. Saat itu ibu saya mencoba tenang, agar saya tidak panik.
Setelah mengambil barang-barang dengan tergesa-gesa, masih dalam suasana gelap karena mati lampu, kami keluar kamar dan ibu saya mencoba menutup pintu.
Dan, saya saat itu langsung mengarahkan senter kearah ibu saya dan saya bingung kenapa ibu saya terdiam dalam posisi sedang menutup pintu, namun pintu belum tertutup. Saya merasa ketakutan yang luar biasa karena belum pernah saya melihat ekspresi takut seperti itu pada wajahnya. Saya melihat seakan-akan dia sedang berusaha menutup pintu, namun pintu itu kembali terdorong ke dalam, seakan-akan ada yang menahan pintu tersebut.
Kemudian, ibu saya mengatakan, saya masih ingat dengan jelas; “Sudahlah, sekarang izinkan kami untuk menempati rumah kami, maaf kalau kami mengganggu, tapi kami ini rumah kami sekarang..” Dan, kemudian barulah pintu itu bisa tertutup dengan lancar. Saat itu ibu saya menghela napas sangat dalam dan kembali mengajak saya turun untuk kembali menyalakan saklar listrik di depan.
Saat-saat kami menunggu kepulangan ayah dan abang, suasana begitu aneh, ibu saya hanya diam, bahkan alat baca dan tulis yang diambilnya tidak digunakan sama sekali. Kami hanya duduk terdiam.

Begitu ayah pulang, saya langsung menceritakan apa yang terjadi, ayah saya sempat berpikir adanya orang lain yang menyelinap di rumah kami. Namun, setelah semuanya dicek, semua pintu benar-benar terkunci, dan benar-benar tidak ada celah untuk orang masuk ke dalam rumah. Namun ayah saya tetap berusaha tenang dan menenangkan saya, karena jujur, pada saat itu saya sangat takut.
Kemudian, hari demi hari kami jalani tinggal di rumah tersebut, yang akhirnya selesai dibangun satu bulan berikutnya, dengan beberapa gangguan seperti suara langkah kaki dan suara burung gagak, tidak ada penampakan aneh dalam bentuk apapun. Tapi ada suatu benda aneh yang selalu mendapatkan perhatian saya, benda ini..

(to be continued…)

No comments:

Powered by Blogger.